Jumat, 13 Oktober 2017

Bazma Pertamina



Aku Bukan Siapa-Siapa

      Anak merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa bagi orang tua. Anak merupakan warisan orang tua kepada negara ini yang kelak akan menjadi pemimpin di masa depan. Siapa mereka?, mereka adalah saya, anda, kita semua yang akan melanjutkan dan meneruskan nasib dari orang tua kita, nasib dari negara kita. Menjadi pemimpin masa depan bukanlah pekerjaan yang mudah untuk kita lakukan. Baik atau tidaknya kita dalam memimpin nanti, ditentukan dari bagaimana kita bersikap dan berperilaku sekarang. Karena  setiap individu adalah seorang pemimpin. Setidaknya memimpin pada diri sendiri.
      Lahirnya seoarang anak dari keluarga yang kurang mampu atau tidak berkecukupan, bukanlah suatu hambatan untuk tetap berprestasi dan berkarya. Siapa bilang jika nasib adalah takdir?, apabila kita terus berusaha dan berdo’a, nasib dapat kita ubah. Tidak ada seorangpun yang tahu bagaimana masa depannya, tetapi masa depan dapat kita bangun dari usaha yang telah dan sedang kita lakukan saat ini. Sama halnya dengan masa depan negara ini. Masa depan negara ini dapat kita bangun dari generasi muda yang berkualitas dan kompetitif dalam menghadapi persaingan global. Karena persaingan akan semakin ketat pada masa depan nanti didalam segala bidang. Bagaimana jadinya bila generasi sekarang tidak memiliki jiwa yang kompetitif?, pastinya akan mempengaruhi kualitas dan daya saing sebuah negara terhadap negara lain.
      Kita, yang termasuk kedalam generasi muda harus memperbanyak bekal kita untuk masa depan keluarga serta negara. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?. Bekal yang harus kita persiapkan cukup banyak. Apabila tidak kita persiapkan dari sekarang, ketertinggalan yang harus kita kejarpun juga akan semakin banyak. Keluarga serta negara sudah memberikan cukup banyak hal kepada kita. Sekarang sudah saatnya bagi kita untuk membalaskan budi kita kepada mereka. Memberikan seseuatu yang dapat membanggakan. Tidak hanya untuk keluarga kita, melainkan untuk negara kita juga. Jangan menjadi generasi yang hanya ingin selalu disuapi. Kita sudah cukup dewasa untuk dapat berdiri sendiri. Mari kita ubah mindset didalam kepala kita, jadilah seseorang yang dapat memberikan kontribusi besar untuk keluarga serta negara ini.
      Tidak menjadi siapa-siapa bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa. Contoh sederhana atau bukti nyata yang dapat kita lihat adalah para pahlawan tanpa nama yang telah berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan negara Indonesia, berjuang demi generasi masa depan yang bahkan belum pernah mereka jumpai sebelumnya. Dengan kata lain, berjuang demi kita. Tanpa adanya pamrih, mereka berjuang memerdekakan negara ini. Tetapi sungguh apabila para pahlawan kita masih hidup saat ini, pastinya hati mereka akan sangat sedih melihat generasi yang telah mereka perjuangkan menjadi seperti sekarang ini.
      Oleh karena itu, sudah waktunya bagi kita untuk memberikan kontribusi terbesar kita, tidak hanya bagi keluarga kita tapi tentunya bagi negara ini. Perwujudan kontribusi tidak harus selalu dalam bentuk uang atau materi. Sebagai seorang mahasiswa, kontribusi yang kita lakukan dapat berbentuk prestasi. Tetapi prestasi yang diharapkan tidak hanya dalam prestasi akademik, tentunya juga dalam prestasi nonakademik. Seperti berprestasi dalam berorganisasi. Karena selain kemampuan tiap individunya, kemampuan dalam bekerja sama didalam sebuah tim juga sangat diperlukan. Salah satu bentuk wadahnya dapat kita lakukan dengan mengikuti Beasiswa Bazma Pertamina. Merupakan wadah yang sangat bagus bagi para mahasiswa yang kuang mampu atau berkecukupan ingin ikut berkontribusi bagi keluarga serta negara ini. Jadi jangan takut untuk terus berprestasi dan berkarya walaupun saya dan anda bukanlah dari keluarga yang mampu atau berkecukupan.