Aku Bukan Siapa-Siapa
Anak
merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa bagi orang tua. Anak merupakan warisan
orang tua kepada negara ini yang kelak akan menjadi pemimpin di masa depan.
Siapa mereka?, mereka adalah saya, anda, kita semua yang akan melanjutkan dan
meneruskan nasib dari orang tua kita, nasib dari negara kita. Menjadi pemimpin
masa depan bukanlah pekerjaan yang mudah untuk kita lakukan. Baik atau tidaknya
kita dalam memimpin nanti, ditentukan dari bagaimana kita bersikap dan
berperilaku sekarang. Karena setiap individu
adalah seorang pemimpin. Setidaknya memimpin pada diri sendiri.
Lahirnya
seoarang anak dari keluarga yang kurang mampu atau tidak berkecukupan, bukanlah
suatu hambatan untuk tetap berprestasi dan berkarya. Siapa bilang jika nasib
adalah takdir?, apabila kita terus berusaha dan berdo’a, nasib dapat kita ubah.
Tidak ada seorangpun yang tahu bagaimana masa depannya, tetapi masa depan dapat
kita bangun dari usaha yang telah dan sedang kita lakukan saat ini. Sama halnya
dengan masa depan negara ini. Masa depan negara ini dapat kita bangun dari
generasi muda yang berkualitas dan kompetitif dalam menghadapi persaingan
global. Karena persaingan akan semakin ketat pada masa depan nanti didalam
segala bidang. Bagaimana jadinya bila generasi sekarang tidak memiliki jiwa
yang kompetitif?, pastinya akan mempengaruhi kualitas dan daya saing sebuah
negara terhadap negara lain.
Kita, yang
termasuk kedalam generasi muda harus memperbanyak bekal kita untuk masa depan
keluarga serta negara. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?. Kalau bukan
sekarang, kapan lagi?. Bekal yang harus kita persiapkan cukup banyak. Apabila
tidak kita persiapkan dari sekarang, ketertinggalan yang harus kita kejarpun
juga akan semakin banyak. Keluarga serta negara sudah memberikan cukup banyak
hal kepada kita. Sekarang sudah saatnya bagi kita untuk membalaskan budi kita
kepada mereka. Memberikan seseuatu yang dapat membanggakan. Tidak hanya untuk
keluarga kita, melainkan untuk negara kita juga. Jangan menjadi generasi yang
hanya ingin selalu disuapi. Kita sudah cukup dewasa untuk dapat berdiri
sendiri. Mari kita ubah mindset
didalam kepala kita, jadilah seseorang yang dapat memberikan kontribusi besar
untuk keluarga serta negara ini.
Tidak
menjadi siapa-siapa bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa. Contoh
sederhana atau bukti nyata yang dapat kita lihat adalah para pahlawan tanpa
nama yang telah berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan negara Indonesia,
berjuang demi generasi masa depan yang bahkan belum pernah mereka jumpai
sebelumnya. Dengan kata lain, berjuang demi kita. Tanpa adanya pamrih, mereka
berjuang memerdekakan negara ini. Tetapi sungguh apabila para pahlawan kita
masih hidup saat ini, pastinya hati mereka akan sangat sedih melihat generasi
yang telah mereka perjuangkan menjadi seperti sekarang ini.
Oleh
karena itu, sudah waktunya bagi kita untuk memberikan kontribusi terbesar kita,
tidak hanya bagi keluarga kita tapi tentunya bagi negara ini. Perwujudan
kontribusi tidak harus selalu dalam bentuk uang atau materi. Sebagai seorang
mahasiswa, kontribusi yang kita lakukan dapat berbentuk prestasi. Tetapi
prestasi yang diharapkan tidak hanya dalam prestasi akademik, tentunya juga
dalam prestasi nonakademik. Seperti berprestasi dalam berorganisasi. Karena
selain kemampuan tiap individunya, kemampuan dalam bekerja sama didalam sebuah
tim juga sangat diperlukan. Salah satu bentuk wadahnya dapat
kita lakukan dengan mengikuti Beasiswa Bazma Pertamina. Merupakan wadah yang
sangat bagus bagi para mahasiswa yang kuang mampu atau berkecukupan ingin ikut
berkontribusi bagi keluarga serta negara ini. Jadi jangan takut untuk terus berprestasi dan
berkarya walaupun saya dan anda bukanlah dari keluarga yang mampu atau
berkecukupan.